Gadis Arivia Effendi (@gadisarivia1) 's Twitter Profile
Gadis Arivia Effendi

@gadisarivia1

Adjunct Professor at Montgomery College, MD, USA. Founder of Jurnal Perempuan, first feminist journal in Indonesia.

ID: 382142323

calendar_today29-09-2011 15:16:31

4,4K Tweet

9,9K Followers

263 Following

Jurnal Perempuan (@jurnalperempuan) 's Twitter Profile Photo

(1) KAFFE Maret 2 2023 akan membahas Feminisme Islam di Indonesia. Kelas akan diampu oleh Prof. Etin Anwar, Ph.D., pengajar Religious Studies di Hobard and William Smith Colleges, Amerika Serikat, dan Pendiri Reducates.

(1)

KAFFE Maret 2 2023 akan membahas Feminisme Islam di Indonesia. Kelas akan diampu oleh Prof. Etin Anwar, Ph.D., pengajar Religious Studies di Hobard and William Smith Colleges, Amerika Serikat, dan Pendiri Reducates.
Jurnal Perempuan (@jurnalperempuan) 's Twitter Profile Photo

(1) Sahabat, feminisme dan Islam ternyata merupakan dua paham yang sama-sama mengutamakan kemanusiaan. Tapi kenapa ya banyak yang masih menganggap keduanya bertentangan? Simak penjelasan di infografik ini!

(1)

Sahabat, feminisme dan Islam ternyata merupakan dua paham yang sama-sama mengutamakan kemanusiaan. Tapi kenapa ya banyak yang masih menganggap keduanya bertentangan?

Simak penjelasan di infografik ini!
Gadis Arivia Effendi (@gadisarivia1) 's Twitter Profile Photo

Terima kasih undangannya Komafil. Meski sedang berjuang ke Jakarta karena flight delay/cancellation, saya akan usahakan sampai ke UI dan melepaskan rindu :)

Jurnal Perempuan (@jurnalperempuan) 's Twitter Profile Photo

Terbaru di Warta Feminis; Hari Lingkungan Sedunia: Perjuangan Perempuan Pembela HAM dan Lingkungan di Asia Tenggara Memiliki Kerentanan yang Sama bit.ly/WARFEM19JUNI_23

Terbaru di Warta Feminis; Hari Lingkungan Sedunia: Perjuangan Perempuan Pembela HAM dan Lingkungan di Asia Tenggara Memiliki Kerentanan yang Sama
bit.ly/WARFEM19JUNI_23
Jurnal Perempuan (@jurnalperempuan) 's Twitter Profile Photo

(1) Tabik, Sahabat! Kembali lagi di podcast kesayanganmu, yakni Podcast JP! Podcast yang membahas feminisme dan kesetaraan. Podcast ini adalah podcast terakhir Jurnal Perempuan dan IPAS Indonesia. Mari kita bahas mengenai stigma layanan HKSR! #JurnalPerempuan #IPASIndonesia

(1)

Tabik, Sahabat! Kembali lagi di podcast kesayanganmu, yakni Podcast JP! Podcast yang membahas feminisme dan kesetaraan.

Podcast ini adalah podcast terakhir Jurnal Perempuan dan IPAS Indonesia. Mari kita bahas mengenai stigma layanan HKSR!

#JurnalPerempuan #IPASIndonesia
Jurnal Perempuan (@jurnalperempuan) 's Twitter Profile Photo

(1) PELUNCURAN TOETI HERATY SCHOLARSHIP 2023 Setelah melalui proses pendaftaran, seleksi administrasi, seleksi berkas, dan seleksi wawancara, tim seleksi THS berhasil memilih 10 kandidat terbaik yang akan kami publikasikan pada Peluncuran Toeti Heraty Scholarship. #THS2023

(1)

PELUNCURAN TOETI HERATY SCHOLARSHIP 2023

Setelah melalui proses pendaftaran, seleksi administrasi, seleksi berkas, dan seleksi wawancara, tim seleksi THS berhasil memilih 10 kandidat terbaik yang akan kami publikasikan pada Peluncuran Toeti Heraty Scholarship.

#THS2023
Jurnal Perempuan (@jurnalperempuan) 's Twitter Profile Photo

(1) PENERIMA THS TAHUN KE-2—2023 Setelah melalui proses pendaftaran, seleksi administrasi, seleksi berkas, dan wawancara, tim seleksi THS Tahun Ke-2 2023 memilih 10 kandidat terbaik yang akan dipublikasikan pada Acara Penerima Toeti Heraty Scholarship tahun ke-2 2023. #THS2023

(1)

PENERIMA THS TAHUN KE-2—2023

Setelah melalui proses pendaftaran, seleksi administrasi, seleksi berkas, dan wawancara, tim seleksi THS Tahun Ke-2 2023 memilih 10 kandidat terbaik yang akan dipublikasikan pada Acara Penerima Toeti Heraty Scholarship tahun ke-2 2023.

#THS2023
Jurnal Perempuan (@jurnalperempuan) 's Twitter Profile Photo

Besok banget, nih! Mari bersua bersama Bivitri Susanti (Bivitri Susanti) dan SJP lainnya. Sila cek email dan WhatsApp untuk mengakses tautan Zoom. Sampai jumpa, SJP! 👋✨

Jurnal Perempuan (@jurnalperempuan) 's Twitter Profile Photo

Penerima beasiswa THS turut mengikuti kerja-kerja aktivisme isu gender dan feminisme bersama Jurnal Perempuan. Sehingga tidak hanya secara akademik, namun dalam aktivisme pemberdayaan turut dilakukan.

Jurnal Perempuan (@jurnalperempuan) 's Twitter Profile Photo

Menurut Prof. Sulistyowati, banyak perempuan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang Cum Laude. Sayangnya di dunia kerja, mereka terikat konstruksi sosial sehingga tidak mampu bersaing di dunia kerja dan terpaksa mengurus kepentingan domestik rumah tangga.

Menurut Prof. Sulistyowati, banyak perempuan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang Cum Laude. Sayangnya di dunia kerja, mereka terikat konstruksi sosial sehingga tidak mampu bersaing di dunia kerja dan terpaksa mengurus kepentingan domestik rumah tangga.
Jessica Washington (@jeswashington) 's Twitter Profile Photo

A group of Indonesian parents is still fighting for justice - nearly a year after their children were poisoned by contaminated cough syrup. More than 200 children died from acute kidney injury and another 100 were seriously injured, including Desi's daughter Shena.

Jurnal Perempuan (@jurnalperempuan) 's Twitter Profile Photo

(1) Perempuan Pekerja Migran Indonesia (PMI) memiliki banyak kerentanan lho, Sahabat. Mulai dari ancaman eksploitasi kerja, perdagangan manusia, hingga bayang-bayang kekerasan mengintai mereka di negara-negara penerima kerja. #HariPekerjaMigranInternasional

(1)

Perempuan Pekerja Migran Indonesia (PMI) memiliki banyak kerentanan lho, Sahabat.

Mulai dari ancaman eksploitasi kerja, perdagangan manusia, hingga bayang-bayang kekerasan mengintai mereka di negara-negara penerima kerja.

#HariPekerjaMigranInternasional
Historia.ID (@historia_id) 's Twitter Profile Photo

Namun, berkat Suara Ibu Peduli (SIP),  ibu-ibu menjadi heroik bahkan turut “bertempur” menjatuhkan Soeharto. Ide untuk melakukan demonstrasi sudah dimulai sejak November 1997 dari buah perbincangan bersama Gadis Arivia, Nur Iman Subono, Karlina Supelli, dan Eun Sook pemuda asal

Namun, berkat Suara Ibu Peduli (SIP),  ibu-ibu menjadi heroik bahkan turut “bertempur” menjatuhkan Soeharto. Ide untuk melakukan demonstrasi sudah dimulai sejak November 1997 dari buah perbincangan bersama Gadis Arivia, Nur Iman Subono, Karlina Supelli, dan Eun Sook pemuda asal